Kamis, 17 April 2014

Catatan Masa Lalu

BEBERAPA BULAN YANG LALU.. 
Duduk bersila dan kepala bersandar ditembok menghadapi laptop, PRIBADI diam melamun mencoba mencari ide untuk menulis sebuah cerita. Tapi sang ide tidak ada yang mau hinggap diotaknya. PRIBADI malah menerawang jauh, pikirannya menembus curah hujan yang mengguyur malam itu. Suasana begitu sepi, hanya sesekali suara Guntur dan kilatan cahaya petir menembus kaca menyilaukan bagai kilatan blits kamera. Dalam benaknya tergambar kembali salah satu kisah cinta yang indah beberapa tahun silam. Wanita pertama yang pernah mengisi hari-hari dalam hidupnya, hadir di pikirannya. 

AFI FITRIANI PRIMANTIA, begitu nama wanita ini. Senyum dan tawanya yang riang seakan menjelma kembali di hadapanya bahkan seperti terdengar lagi apalagi desahannya..Hmmm.. PRIBADI menghela napas. AFI memang wanita yang istimewa, sempurna dan menyenangkan. Matanya sipit, wajahnya yang bundar, rambutnya yang hitam ikal mayang dan tubuhnya yang semampai membuat PRIBADI tergila-gila waktu itu, bahkan bisa jadi sampai sekarang kalau mungkin bertemu lagi. Semua bayangan tentang AFI membuat PRIBADI tersenyum sendiri tapi di akhir lamunanya PRIBADI menghela napas dan mata berkaca-kaca. Ada rasa malu dan penyesalan yang sangat dalam, kenapa waktu itu dia begitu bodoh, begitu kekanak-kanakan. PRIBADI merasa ingin mengulang kembali waktu itu dan memperbaiki semua kebodohannya. Tapi dimana AFI berada, PRIBADI tak pernah tau lagi kabarnya. Faceebok atau media jejaring lain sudah dia cari nama AFI tapi tidak pernah ketemu. Heumm… Betapa rindunya PRIBADI sama AFI. “Cinta dimanakah engkau..? Maafkan aku.. Maafkan semua kebodohanku dulu.. Ujar PRIBADI dalam hati.

Dia lalu mulai menggerakkan jari-jarinya di keyboard laptop. Seusai pesta wedding dan para tamu sudah pergi, semua karyawan restaurant GUMILANG berkumpul di ruangan belakang tempat menyimpan sisa-sisa makanan dan piring kotor. Semuanya terlihat lega melepas lelah disana sambil mencicipi makanan sisa yang masih bersih. Mereka bercanda dan tertawa, sambil menunggu waktu pulang. Di antar mereka hadirlah sebuah sosok wanita cantik yang tawanya renyah riang. Dialah AFI, karyawan training baru masuk hari itu. Semua mata karyawan cowok mencuri-curi pandang dan menebar pesona padanya tak terkecuali PRIBADI. Entah keberanian atau tak tahu malu, PRIBADI tidak mau kalah cepat dengan cowok lain, dia segera mendekati mengenalkan diri dan mencoba mengajaknya mengobrol. Bertanya, “Kenapa tidak ikut mencicipi makanan dan bla..bla..bla. Pokoknya PRIBADI berusaha membuat percakapan dengan AFI. Saat itu AFI menanggapi sewajarnya, “Oh tidak.. Aku sudah kenyang.. Makasih..ujarnya sambil tersenyum. Senyumnya benar-benar membuat jantung PRIBADI berhenti berdetak sejenak. Belum apa-apa PRIBADI sudah takut kehilangannya dan ingin memiliki orang yang mempunyai senyum itu. Begitulah PRIBADI mulai mengenal AFI FITRIANI PRIMANTIA, seorang wanita yang sangat spesial. PRIBADI diam sejenak, mengambil sebatang rokok samsu dari bungkusnya dan menyulutnya. Sekejap saja rokok samsu sudah menempel di bibirnya, dia lalu mengisapnya dengan nikmat. Wussh.. asap di hembuskan lewat hidung dan bibirnya hingga mengepul menerpa layar laptop.

Di luar hujan sudah reda, kilatan cahaya petirpun menghilang seiring angin yang berhembus semakin dingin. Pikiran PRIBADI kembali menerawang mencoba mengingat-ingat kejadian beberapa puluh tahun silam setelah dia berkenalan dengan AFI lalu apa lagi. Tapi PRIBADI lupa, benar-benar lupa. Beberapa peristiwa dia lewatkan, hanya gambaran-gambaran besar saja yang dia ingat. PRIBADI lupa, dimana dan bagaimana ketika dia menembak AFI. Lalu apa yang dia ucapkan pada AFI waktu itu, apakah dia bilang dengan perkataan dasar, “AFI Aku cinta kamu.. Apakah kamu mau jadi pacarku..?” atau kata-kata lain..? atau bahkan tidak pernah mengatakan cinta..? dan jalan berpacaran begitu saja.. hanya sama-sama tahu kalau saling cinta..? PRIBADI sungguh lupa. DUG..! PRIBADI benturkan kepalanya pelan ke tembok, dia menyesal melupakan saat yang bersejarah itu. PRIBADI akhirnya putuskan untuk mengetik apa yang dia ingat saja meski dalam hatinya masih ada ganjalan. Tapi ketika jarinya sudah menempel di keyboard, PRIBADI terhenti. Dia bingung, potongan ingatan mana yang harus lebih dulu di ceritakan. Sejenak merenung kebingungan lalu menguap, matanya mulai sayu dan sebersit malas hinggap dia hatinya. PRIBADI malah merasa enggan meneruskan ketikannya. “Besok aja di lanjutkan..” katanya dalam hati. dia lalu malah buka-buka menu laptopnya nggak jelas, merubah tampilan mousenya dan mengupdate drivernya tapi tidak bisa. Saat itulah, sesosok tubuh yang dari terlelap tidur di depannya menggeliat sambil melontarkan kata-kata Fitnah, “Pasti chatingan..” Sungguh kata-kata itu membuat PRIBADI muak, PRIBADI rasanya ingin marah tapi tidak bisa karena sosok yang menggeliat itu istrinya. Sudah berungkali PRIBADI mendengar fitnah itu, dalam hati dia tidak pernah bisa menerimanya. “ Andai saja dulu aku menikah dengan AFI.. pasti hal memuakan ini tidak pernah ada.. aku pasti bahagia..” Gumam PRIBADI dalam hatinya seraya menghela napas. Mungkinkah hal seperti ini yang membuat PRIBADI teringat kembali keindahan cinta dengan AFI..? 

PRIBADI tidak pernah tahu, yang dia tahu hanyalah ketidakpuasan menjalani hidupnya yang sekarang. Harga dirinya tidak pernah di akui di mata yang tergolek menggeliat tadi. Tapi bagaimana lagi, dia itu istrinya. Setidaknya pernah dia cintai ketika awal-awal bersama. PRIBADI lalu tersadar tulisannya sudah meracau menyimpang tidak pada tema semula. Dia pun berhenti, batuk-batuk lalu berjalan ke toilet buang air kecil, membuat teh manis dan mengambil satu sachet vick formula lalu meminumnya. Setelah itu kembali mengetik menyelesaikan paragraf yang meracau tadi.- Bersambung-.